BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sedimentasi merupakan proses pembentukan sedimen
atau endapan, atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan atau
akumulasi dari material pembentuk atau asalnya pada suatu tempat.
Proses
sedimentasi umumnya terjadi pada daerah pantai yang mengalami erosi karena
material pembentuk pantai terbawa arus ke tempat lain dan tidak kembali ke
lokasi semula. Material yang terbawa arus tersebut akan mengendap di daerah
yang lebih tenang, seperti muara sungai, teluk, pelabuhan, dan sebagainya,
sehingga mengakibatkan sedimentasi di daerah tersebut. Terjadinya sedimentasi
tersebut juga berpengaruh terhadap perubahan bentuk garis pantai.
Wilayah
pesisir merupakan lingkungan yang dinamis, unik dan rentan terhadap perubahan
lingkungan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pesisir antara
lain adalah aktivitas di daratan, pertumbuhan penduduk, perubahan iklim,
peningkatan permintaan akan ruang dan sumberdaya, serta dinamika lingkungan
pantai. Disamping itu perairan pesisir dipengaruhi oleh interaksi dinamis
antara masukan air dari lautan (ocean waters) dan air tawar (freshwater).Berbagai
macam aktivitas manusia yang dilakukan baik di daratan maupun di lautan juga
mendorong terjadinya perubahan lingkungan di wilayah pesisir.
Secara umum teknik
penginderaan jauh (inderaja) merupakan suatu cara untuk mendapatkan atau
mengumpulkan informasi mengenai suatu objek tanpa menyentuh atau melakukan
kontak fisik langsung dengan objek yang sedang diamati.
Penginderaan Jauh (remote sensing) merupakan suatu teknologi yang mampu melakukan
pemantauan dan identifikasi segala macam hal yang ada di permukaan bumi melalui
citra satelit maupun foto udara yang diolah dengan menggunakan fasilitas
Sistem Informasi Geografis (SIG). Aplikasi Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh semakin berkembang luas, mulai dari analisis dan
modeling dari data-data spasial hingga inventarisasi dan pengolahan data yang
sederhana. Aplikasi SIG dan penginderaan jauh diharapkan akan sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam model hidrologi ANSWERS terutama untuk
membantu dalam memperoleh masukan atau input data serta dapat memetakan penyebaran kelas erosi dan sedimentasi.
1.2
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang Terapan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis dalam
Sedimentasi.
2.
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar Penginderaan Jarak
Jauh sebagai salah satu syarat guna menempuh Ujian Tengah
Semester (UTS) Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Bengkulu
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Sedimentasi
Sedimentasi
adalah suatu proses pengendapan
material yang ditransport oleh media air,
angin,
es,
atau gletser
di suatu cekungan. Delta
yang terdapat di mulut-mulut sungai
adalah hasil dan proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air
sungai, sedangkan bukit pasir
(sand dunes) yang terdapat di gurun
dan di tepi pantai
adalah pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin. sedimentasi
dapat dibedakan: a.sedimentasi air terjadi di sungai. b.sedimentasi angi
biasanya disebut sedimentasi aeolis c.sedimentasi gletser mengahasilkan
drumlin,moraine,ketles,dan esker.
Macam-macam Sedimentasi :
a.
Sedimentasi oleh Air
Lumpur dan
material lain hasil erosi yang diangkut oleh aliran air akan diendapkan ke
tempat yang lebih rendah. Tempat pengendapan itu adalah: dataran rendah, waduk,
situ, danau, muara sungai, tepi pantai dan dasar laut.
Danau, waduk, situ, dan rawa akan menjadi dangkal dan akhirnya punah bila
terus menerus diendapi lumpur hasil erosi. Apa yang harus dilakukan agar ketiga
penampungan air tersebut bisa lestari dan tidak punah?
Apa yang terjadi bila lumpur dan material lain hasil erosi air itu
diendapkan di muara sungai atau di tepi pantai? Endapan lumpur tersebut akan
membentuk delta dan gosong pasir.Delta merupakan daratan di muara sungai yang
dibentuk oleh endapan sungai. Sedangkan gosong pasir adalah gundukan pasir (dan
tanah) di tepi pantai yang menyembul di permukaan laut bila air laut sedang
surut dan tenggelam kembali bila laut sedang pasang.
Bila lumpur dan material lain hasil erosi terbawa air sungai hingga ke
laut, maka gelombang laut akan mencampakkan kembali sebagian material hasil
erosi ke pantai. Ujudnya berupa tanggul pantai. Air tanah di tanggul pantai
umumnya berupa air tawar, walaupun di sekitarnya air tanahnya asin.
b.
Sedimentasi oleh Angin
Material hasil erosi yang diangkut oleh angin akan diendapkan dalam
beberapa ujud (kenampakan), yaitu: Tanah loss. Debu yang dibawa oleh angin dari
gurun pasir akan mengendap disekitar gurun dan membentuk tanah loss.
Tanah ini sangat subur dan baik untuk pertanian, bila cukup air.
Bukit-bukit pasir (Sand dunes), yaitu gumuk pasir di tepi pantai hasil endapan
angin.
c.
Sedimentasi oleh gletser
Pada saat
bongkah-bongkah es (gletser) meluncur, maka akan mengikis tanah/batuan yang
dilewatinya dan diendapkan di bagian bawah (lembah). Endapan tersebut disebut
morain.
2.2
Pengertian Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh
(atau disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data dari
sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan
kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah
objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat,
pesawat luar angkasa,
satelit,
kapal
atau alat lain. Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan
bumi, satelit cuaca,
memonitor janin
dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa
yang memantau planet dari orbit. Inderaja berasal dari bahasa Inggris
remote sensing, bahasa Perancis
télédétection, bahasa Jerman
fernerkundung, bahasa Portugis
sensoriamento remota, bahasa Spanyol
percepcion remote dan bahasa Rusia
distangtionaya. Di masa modern, istilah penginderaan jauh mengacu kepada
teknik yang melibatkan instrumen di pesawat atau pesawat luar angkasa dan
dibedakan dengan penginderaan lainnya seperti penginderaan medis
atau fotogrametri. Walaupun semua hal
yang berhubungan dengan astronomi
sebenarnya adalah penerapan dari penginderaan jauh (faktanya merupakan
penginderaan jauh yang intensif), istilah "penginderaan jauh" umumnya
lebih kepada yang berhubungan dengan teresterial dan pengamatan cuaca.
Penginderaan Jauh Menurut Para
Ahli
·
American Society of
Photogrammetry
Penginderaan
jauh merupakan pengukuran atau perolehan informasi dari beberapa sifat objek
atau fenomena, dengan menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi
kontak langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji.
·
Avery
Penginderaan
jauh merupakan upaya untuk memperoleh, menunjukkan (mengidentifikasi) dan
menganalisis objek dengan sensor pada posisi pengamatan daerah kajian.
·
Campbell
Penginderaan
jauh adalah ilmu untuk mendapatkan informasi mengenai permukaan bumi seperti
lahan dan air dari citra yang diperoleh dari jarak jauh.
·
Colwell
Penginderaaan
Jauh yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada objek di permukaan bumi
dari satelit atau instrumen lain di atas atau jauh dari objek yang diindera.
·
Curran
Penginderaan
Jauh yaitu penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam gambar
lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi yang
berguna.
·
Lillesand dan Kiefer
Penginderaan
Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, wilayah,
atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan
alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, wilayah, atau gejala yang dikaji.
·
Lindgren
Penginderaan
jauh yaitu berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis
informasi tentang bumi.
·
Welson Dan Bufon
Penginderaan
jauh adalah sebagai suatu ilmu, seni dan teknik untuk memperoleh objek, area
dan gejala dengan menggunakan alat dan tanpa kontak langsung dengan objek, area
dan gejala tersebut.
2.3
Pengertian SIG
Sistem
Informasi Geografis (bahasa Inggris:
Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi
khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi
keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer
yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan
informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut
lokasinya, dalam sebuah database.
Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan
data sebagai bagian dari sistem ini.
Teknologi Sistem
Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah,
pengelolaan sumber
daya, perencanaan
pembangunan, kartografi
dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat
menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam,
atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah
(wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi.
Manfaat SIG di berbagai bidang :
a) Manajemen Tata Guna Lahan
Pemanfaatan dan penggunaan lahan merupakan bagian kajian geografi yang perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan dari berbagai segi. Tujuannya adalah untuk menentukan zonifikasi lahan yang sesuai dengan karakteristik lahan yang ada. Misalnya, wilayah pemanfaatan lahan di kota biasanya dibagi menjadi daerah pemukiman, industri, perdagangan, perkantoran, fasilitas umum,dan jalur hijau. SIG dapat membantu pembuatan perencanaan masing-masing wilayah tersebut dan hasilnya dapat digunakan sebagai acuan untuk pembangunanutilitas-utilitas yang diperlukan. Lokasi dari utilitas-utilitas yang akan dibangun di daerah perkotaan (urban) perlu dipertimbangkan agar efektif dan tidak melanggar kriteria-kriteria tertentuyang bisa menyebabkan ketidakselarasan. Contohnya, pembangunan tempat sampah. Kriteria-kriteria yang bisa dijadikan parameter antara lain: di luar area pemukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan air, berjarak 5 meter dari jalan raya, dan sebagainya. Dengan kemampuan SIG yang bisa memetakan apa yang ada di luar dan di dalam suatu area, kriteria-kriteriaini nanti digabungkan sehingga memunculkan irisan daerah yang tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat sesuai dengan seluruh kriteria. Di daerah pedesaan (rural) manajemen tata guna lahan lebih banyak mengarah ke sektor pertanian. Dengan terpetakannya curah hujan, iklim, kondisitanah, ketinggian, dan keadaan alam, akan membantu penentuan lokasi tanaman, pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses pengolahan lahannya. Pembangunan saluran irigasi agar dapat merata dan minimal biayanya dapat dibantu dengan peta sawah ladang, peta pemukiman penduduk, ketinggian masing-masing tempat dan peta kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan pemasaran hasil pertanian dapat terbantu dengan memanfaatkan peta produksi pangan, penyebarankonsumen, dan peta jaringan transportasi. Selain untuk manajemen pemanfaatan lahan, SIG juga dapat membantu dalam hal penataan ruang. Tujuannya adalah agar penentuan pola pemanfaatan ruang disesuaikan dengan kondisi fisik dan sosial yang ada, sehingga lebih efektif dan efisien. Misalnya penataan ruang perkotaan, pedesaan, permukiman,kawasan industri, dan lainnya.
b) Inventarisasi sumber daya alam
Secara
sederhana manfaat SIG dalam data kekayaan sumber daya alamialah sebagai
berikut:
·
Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya
alam, misalnya minyak bumi, batubara, emas, besi dan barang tambang lainnya.
·
Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan,
misalnya:
o
Kawasan lahan potensial dan lahan kritis;
o
Kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak;
o
Kawasan lahan pertanian dan perkebunan;
o
Pemanfaatan perubahan penggunaan lahan;
o
Rehabilitasi dan konservasi lahan.
c)
Untuk pengawasan daerah bencana alam
Kemampuan SIG untuk
pengawasan daerah bencana alam, misalnya:
·
Memantau luas wilayah bencana alam;
·
Pencegahan terjadinya bencana alam pada masa
datang;
·
Menyusun rencana-rencana pembangunan kembali
daerah bencana;
·
Penentuan tingkat bahaya erosi;
·
Prediksi ketinggian banjir;
·
Prediksi tingkat kekeringan.
d) Bagi perencanaan Wilayah dan Kota
· Untuk bidang sumber daya, seperti kesesuaian lahan pemukiman, pertanian, perkebunan, tata guna lahan, pertambangan dan energi, analisis daerah rawan bencana.
· Untuk bidang perencanaan ruang, seperti perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan kawasan industri, pasar, kawasan permukiman, penataan sistem dan status pertahanan.
· Untuk bidang manajemen atau sarana-prasarana suatu wilayah, seperti manajemen sistem informasi jaringan air bersih, perencanaan dan perluasan jaringan listrik.
· Untuk bidang pariwisata, seperti inventarisasi pariwisata dan analisis potensi pariwisata suatu daerah.
· Untuk bidang transportasi, seperti inventarisasi jaringan transportasi publik, kesesuaian rute alternatif, perencanaan perluasan sistem jaringan jalan, analisis kawasan rawan kemacetan dan kecelakaaan.
· Untuk bidang sosial dan budaya, seperti untuk mengetahui luas dan persebaran penduduk suatu wilayah, mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya, pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan pada suatu kawasan, pendataan dan pengembangan pemukiman penduduk, kawasan industri, sekolah, rumah sakit, sarana hiburan dan perkantoran.
2.4 Terapan Penginderaan Jauh dan SIG dalam sedimentasi
Sedimentasi dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya iklim, vegetasi penutup tanah topografi, dan jenis tanah. Pengaruh iklim terhadap erosi dapat dikelompokan menjadi dua bagian yaitu pengaruh secara langsung dan tidak langsung. Pengaruh langsung ditunjukan oleh tenaga kinetis air hujan. Sedangkan pengaruh tidak langsung ditentukan melalui pengaruh iklim terhadap pertumbuhan vegetasi.
SIG diberbagai bidang sampai saat ini semakin
jauh berkembang. Beberapa hal yang menjadi alasan bahwa konsep dan aplikasi SIG
sangat menarik untuk digunakan dalam berbagai bidang ilmu yaitu SIG sangat
efektif, dapat digunakan sebagai alat bantu, mampu menguraikan unsur-unsur yang
terdapat di permukaan bumi ke dalam bentuk beberapa layer atau coverage
data spasial, memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan
data spasial dan bentuk atribut-atributnya serta dapat menurunkan data-data
secara otomatis tanpa keharusan untuk melakukan interpretasi secara manual.
SIG dapat diterapkan dalam berbagai bidang
ilmu diantaranya yaitu dalam bidang perencanaan (perencanaan pemukiman,
transmigrasi, perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan kota, perencanaan
lokasi dan relokasi industri, pasar, pemukiman), bidang kependudukan atau
demografi, bidang lingkungan dan pemantauannya (pencemaran sungai, danau,
laut, evaluasi pengendapan lumpur atau
sedimen baik di sekitar danau, sungai/pantai, permodelan pencemaran udara,
limbah berbahaya), bidang sumberdaya alam (inventarisasi manajemen dan
kesesuaian lahan untuk pertanian, perkebunan, kehutanan, perencanaan, tata guna
lahan, analisa daerah rawan bencana alam) dan lain sebaginya.
Penggunaan data penginderaan jauh semakin
populer dalam berbagai aplikasinya. Ada enam alasan mengapa penginderaan jauh
semakin populer yaitu:
1.
Citra menggambarkan
obyek dan daerah yang mirip ujudnya dengan yang ada di permukaan bumi;
2.
Dari jenis citra
tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensi;
3.
Karakteristik obyek
yang tampak oleh mata dapat diujudkan dalam bentuk citra;
4.
Citra dapat dibuat
secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara terestrial;
5.
Citra merupakan
satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana;
6.
Citra sering dibuat
dengan periode ulang yang pendek sehingga memungkinkan untuk pemantauan suatu
daerah.
Salah satu bentuk aplikasi penginderaan jauh
adalah untuk menentukan bentuk-bentuk penutupan lahan yang dapat dilakukan
dengan menggunakan teknik tertentu. Salah satu teknik dalam menentukan bentuk
penutupan lahan adalah dengan menggunakan cara klasifikasi citra. Klasifikasi
citra merupakan serangkaian tugas untuk merubah data digital menjadi kelas
tertentu yang khas dan dapat memberikan informasi.
Keterkaitan SIG dan penginderaan jauh adalah
sebagai berikut, informasi yang diturunkan dari analisis citra penginderaan
jauh dilakukan untuk diintegrasikan dengan data yang disimpan dalam bank data
SIG. Tujuan utama integrasi penginderaan jauh dan SIG berasal dari ahli
penginderaan jauh. Keinginan ini ditunjukkan dalam pertumbuhan jumlah sistem
analisis citra digital berkapasitas kecil dengan kemampuan SIG. Biasanya
masukkan dari data penginderaan jauh (data rekaman) pada sistem SIG harus
dilengkapi dengan intervensi manusia pada analisisnya.
Dalam klasifikasi dan ketepatan letak,
analisis data penginderaan jauh lebih kasar dibandingkan klasifikasi yang
dibutuhkan oleh para pengguna SIG. Hal ini disebabkan ukuran piksel dari data
penginderaan jauh lebih kasar dari yang dibutuhkan di dalam sistem informasi geografis.
Meskipun pengenalan pola dengan komputer memenuhi persyaratan beberapa kategori
tematik, masalah dasar untuk sistem integrasi otomatis terletak pada
perbedaan-perbedaan yang ada antara konteks spasial citra yang diperlukan
interpretasi visual. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa dalam perkembangan
integrasi penginderaan jauh dan SIG adalah estimasi bahwa aliran data memiliki
arah (dari sistem analisis penginderaan jauh ke sistem informasi geografis)
yang sama. Aliran yang sebaliknya tidak diinginkan, tetapi juga realistis
diperlukan dalam analisis penginderaan jauh. Hambatan utama terhadap pendekatan
ini adalah biaya untuk membuat basis data digital SIG, tetapi hal tersebut
dapat ditekan dengan cara peningkatan dan perbaikan tersedianya perangkat keras
dan perangkat lunak serta peta-peta digital yang telah tersedia dalam bentuk
digital.
2.5
Metode Analisis Terapan Penginderaan Jauh dan SIG dalam Sedimentasi
Tahap atau kegiatan merubah hasil keluaran atau output model ANSWERS berupa angka kembali menjadi bentuk peta/data raster dapat dilihat dalam diagram alir berikut ini:
Langkah awal dalam memetakan kembali hasil
output atau keluaran model adalah dengan melakukan pengelompokan nilai erosi
dan sedimen pada setiap elemen menurut identitasnya yaitu nomor baris dan
kolom. Pengkelasan nilai erosi dan sedimen dilakukan karena output model
menghasilkan nilai erosi dan sedimen yang berbeda pada masing-masing elemen,
sehingga untuk memudahkan merubah hasil output menjadi bentuk peta raster (image)
maka nilai erosi dan sedimen disusun menjadi beberapa kelas. Pembagian kelas
erosi dan sedimen dilakukan berdasarkan batas nilai terbesar dan terkecil yang
dihasilkan.
Tabel: berikut
merupakan pengkelasan nilai erosi dan sedimen.
No.
|
Hasil Prediksi Kelas
|
Nilai
|
(Ton/Ha)
|
1.
|
Sedimen
|
1
|
0 – 0,5
|
2
|
0,5 – 1
|
||
3
|
.>1
|
||
2.
|
Erosi
|
1
|
0 – 0,5
|
2
|
0,5 – 1
|
||
3
|
0,5 – 1
|
||
4
|
1 – 5
|
||
5
|
>10
|
Proses pengelompokan elemen berdasarkan
masing-masing parameter serta pengkelasan nilai erosi dan sedimen dilakukan di
dalam format excel files, selanjutnya dilakukan perubahan nama file menjadi
bentuk MS-DOS. Bentuk format file MS-DOS selanjutnya akan dapat terbaca di
dalam software ERDAS menjadi bentuk ASCII Raster melalui proses
import. Import di dalam Output/Keluaran Model ANSWERS Pengelompokan Hasil
Keluaran Pengkelasan Nilai Erosi dan Sedimen Perubahan File (Text File)
(Excel File) Import Menjadi Bentuk Image ERDAS (Raster File)
Peta Penyebaran Kelas Erosi dan Sedimen ERDAS merupakan suatu proses untuk
merubah suatu data dalam bentuk format tertentu (misalnya GRID, Arc Coverage,
ASCII Raster) menjadi bentuk image. ASCII Raster merupakan sebuah format yang
tersusun sebagai kumpulan angka. Tahap pengubahan format file ASCII Raster ke
dalam bentuk format image memiliki ketentuan atau susunan bentuk file berupa
BSQ dengan tipe data berupa decimal dan tipe output data berupa float.
Setelah semua ketentuan atau persyaratan terpenuhi maka akan dihasilkan
tampilan berupa peta dalam bentuk image.
2.6
Contoh Hasil Penelitian yang Sudah Ada
Aplikasi Sistem
Informasi Geografis (Sig) dan Penginderaan Jauh Untuk Model Hidrologi Answers
Dalam Memprediksi Erosi Dan Sedimentasi (Studi Kasus: Dta Cipopokol Sub Das
Cisadane Hulu, Kabupaten Bogor).
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
·
Sedimentasi
adalah suatu proses pengendapan
material yang ditransport oleh media air,
angin,
es,
atau gletser
di suatu cekungan.
·
Keterkaitan SIG dan
penginderaan jauh adalah sebagai berikut, informasi yang diturunkan dari
analisis citra penginderaan jauh dilakukan untuk diintegrasikan dengan data
yang disimpan dalam bank data SIG. Tujuan utama integrasi penginderaan jauh dan
SIG berasal dari ahli penginderaan jauh.
3.2
Saran
·
Sebaiknya sebelum
mengamati metode analisis terapan penginderaan jauh dalam Sedimentasi disarankan untuk
membaca dan memahami tinjauan pustaka tentang terfokus pada topik pembahasan.
·
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, masih
perlu diperbaiki, diharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kebaikan dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Arini, Diah Irawati Dwi. 2005. Aplikasi Sistem Informasi Geografis (Sig)
dan Penginderaan Jauh Untuk Model Hidrologi Answers dalam Memprediksi Erosi dan
Sedimentasi. Skripsi. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Sidik, Khusnul. 2013. Pengertian Sedimentasi dan Macamnya.
(onine), (http://zonangelmu.blogspot.com/2013/01/pengertian-sedimentasi-danmacamnya.html, diakses tanggal 21 Oktober 2013)
Witanto, Beni Iriawan. 2004. Penerapan Penginderaan Jauh untuk Mendeteksi
Sedimentasi Pantai. Skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
__________________. 2004. Penerapan Penginderaan Jauh untuk Mendeteksi
Sedimentasi Pantai. (online), (http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/22581, diakses
tanggal 21 Oktober 2013).
http://id.wikipedia.org/wiki/Penginderaan_jauh, diakses
tanggal 18 Oktober 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Sedimentasi, diakses
tanggal 18 Oktober 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_geografis, diakses
tanggal 21 Oktober 2013
0 komentar:
Posting Komentar