KERUSAKAN TERUMBU KARANG
“AKIBAT PENANGKAPAN IKAN BERLEBIH”
KORALOGI
Oleh
Afti Ayu Putri Sinurat
E1I013037
E1I013037
Dosen Pengampu
Dewi Purnama, S.Pi., M.Si
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
Rusaknya Terumbu Karang
Akibat Penangkapan Ikan yang Berlebih
Berdasarkan http://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang, yang
diakses pada tanggal 13 Februari 2014, secara fisik terumbu karang adalah terumbu
yang terbentuk dari kapur yang dihasilkan oleh karang. Di Indonesia semua
terumbu berasal dari kapur yang sebagian besar dihasilkan koral. Kerangka karang
mengalami erosi dan
terakumulasi menempel di dasar terumbu. Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau
daerah yang masih terkena cahaya matahari kurang
lebih 50 m di bawah permukaan laut.
Menurut Ayu Nariswari. 2009, penggunaan
racun/potas sangat banyak digunakan oleh masyarakat untuk mendapatkan ikan-ikan
yang ada di sekitar karang tanpa memerhatikan kondisi terumbu karangnya. Pada
manusia, potas dapat menghentikan transportasi haemoglobin, begitu pula pada
ikan. Bila air di sekitar ikan tecemar oleh potas, maka suplai oksigen
pada ikan semakin berkurang dan menyebabkan ikan tersebut pingsan.
Sehingga tidak berapa lama mereka kembali menyelam, dan tinggal memunguti ikan
ikan hias yang pingsan. Penyemprotan potas berulang kali pada terumbu karang
juga mengakibatkan terjadinya pemutihan dan kematian terumbu karang. Setiap
penyemprotan potas akan menjangkau area terumbu karang seluas 4 x 4 meter.
Lama-kelamaan terumbu karang akan mati. Tak ada ikan lagi, karena ikan ikan
membutuhkan terumbu karang sebagai rumah dan habitatnya.
Masih
dengan sumber yang sama yang bisa di akses di https://ayunaris.wordpress.com/2009/09/03/kerusakan-terumbu-karang-akibat-penangkapan-ikan-dengan-cara-merusak-destructive-fishing/,
perusakan terumbu karang dapat juga dilakukan dengan menggunakan bom. Kapal
pengebom ikan beroperasi dengan cara berhenti di depan perairan. Dari kapal
besar, nakhoda kapal akan menurunkan perahu jukung yang berisi pendayung,
pencari ikan, dan pengebom ikan. Ketika sumber ikan sudah ditemukan, pengebom
akan turun menyelam dan mengebom terumbu karang sehingga ikan dan terumbu
karang mati. Ikan yang biasanya dicari adalah ikan kerapu dan simba.
Cara penangkapan ikan seperti ini
telah merusak ekosistem yang ada di bawah permukaan laut, termasuk terumbu
karang. Bom ikan biasanya terbuat dari potassium nitrate, batu kerikil, dan
minyak tanah yang dimasukkan dalam botol-botol mulai botol minuman suplemen,
botol bir, dan botol minuman keras. Berat setiap botol kurang lebih setengah
hingga dua kilogram. Setiap botol bom ini memiliki spesifikasi berbeda-beda.
Botol bom yang terbuat dari minuman suplemen umumnya digunakan mengebom ikan
dalam jumlah yang kecil mulai 1–5 kuintal ikan. Sedangkan botol bom yang
terbuat dari botol bir dipakai untuk mengebom ikan dalam jumlah yang besar
hingga berton-ton. Satu bom seukuran botol minuman suplemen mampu mematikan
ikan hingga radius 15 meter dari titik pengeboman sedangkan yang seukuran botol
bir radiusnya 50 meter dari titik pengeboman.
Bukan
hanya itu, dari materi kuliah Metode Penangkapan Ikan, alat tangkap trawl
(pukat harimau) juga rentan merusak ekosistem terumbu karang. Trawl yang
biasanya digunakan di perairan dengan substrat yang agak berlumpur, kini telah
beralih penggunaannya kearah pesisir yang ada terumbu karangnya. Jaring bisa
saja tersangkut di terumbu karang, lebih lagi jangkar kapal yang ditancapkan.
Ini akan sangat merusak ekosistem tersebut.
Jadi,
dari beberapa kegiatan penangkapan ikan tersebut dapat kita simpulkan bahwa
yang sangat mengancam keselamatan ekosistem terumbu karang adalah:
·
Dengan menggunakan potassium, yang akan mengakibatkan
terumbu karang lama kelamaan akan memutih.
·
Dengan menggunakan bahan peledak, yang akan mengakibatkan
terumbu karang akan patah.
·
Dengan menggunakan alat tangkap trawl yang juga bisa membuat
tangkai terumbu karang patah.
0 komentar:
Posting Komentar