Penguasaan teknologi penginderaan
jauh satelit baru dimulai sejak tahun 2002 yang hasilnya pada 10 Januari 2007
telah diluncurkan satelit mikro LAPAN-TUBsat atau LAPAN- A1 yang berorbit
polar, juga sudah mampu melakukan pengambilan gambar permukaan bumi khsusnya di
Indonesia dari kamera video yang dibawanya dengan resolusi spasial datanya 5 x
5 m pada lebar sapuan 3,5 km dan kamera resolusi rendah 200 x 200 meter lebar
sapuannya 81 km.
Indonesia yang memiliki wilayah yang
luas dengan berbagai macam sumberdaya alam dan keanekaragaman hayatinya,
membutuhka banyak data satelit penginderaan jauh untuk pemantauan, untuk itu
banyak instansi pemerintah mendapat tawaran pembelian satelit penginderaan jauh
nasional.
Data satelit penginderaan jauh
rendah yang dapat diperoleh secara gratis darisatelit himawari, NOAA, fengyun-1
Terra dan Aqua, sudah lama dimanfaatkan di Indonesia untuk pemantauan cuaca,
kebakaran hutan, kekeringan lahan melalui kehijauan tanaman, hingga prediksi
zona potensi penangkapan ikan. Sedangankan data resolusi data spasial menengah
dari satelit landsat, SPOT, dan ALOS banyak dimanfaatkan di Indonesia untuk
inventarisasi sumberdaya alam dan pemantauan lingkungan untuk mitigasi bencaba
seperti prediksi produksi tanaman padi, inventarisasi hutan, perkebunan dan
analisis bencana longsor, gunung berapi, bekas lahan terbakar, serta pemetaan
untuk inventarisasi terumbu karang hingga mendukung tata ruang wilayah.
Kebutuhan pengguna sensor untuk
pemantauan wilayah pesisir dan laut didasari oleh informasi kebutuhan penguna
di Indonesia. Informasi kebutuhan pengguna data satelit untuk pemantauan
wilayah pesisir dan laut seperti penutup lahan, kualitas ekosistem pesisir,
kualitas perairan pesisir, kualitas perairan laut, parameter oseanografi,
parameter fisik pesisir, dan identifikasi kapal.
Pada pemanfaatan untuk wilayah pesisir,
jenis informasi yang dapat diperoleh adalah ekosistem pesisir (mangrove,
terumbu karang dan lamun) dan penutup lahan lainnya yang terkait dengan
penataan ruang di wilayah pesisir. Informasi keberadaan mangrove dicirikan oleh
keberadaan vegetasi dan air, karena wilayah yang didominasi oleh mangrove
umumnya merupakan perairan payau yang kadang tergenang oleh air laut pada
pasang tinggi. Keberadan terumbu karang dan lamun yang berada pada dasar
perairan perlu dilakukan perhitungan parameter indeks kolom air untuk
menghilangkan pengaruh perairan. Spesifikasi sensor landsat dan spot. Sedangkan
untuk jenis informasi tata ruang, diperlukan resolusi spasial yang lebih tinggi
untuk memperoleh informasi kelas penutup lahan pada pulau-pulau kecil.
Informasi mengenai kualitas
ekosistem pesisir juga diperlukan oleh pengguna. Untuk mengkaji kualitas obyek
suatu penutup lahan, diperlukan informasi karakteristik spectral yang lebih
baik. Untuk mangrove, penggunaan indeks vegetasi telah banyak dilakukan dalam
pengkajian kualitas mangrove, dan apabila ditambahkan dengan resolusi spectral
yang lebih tinggi, maka informasi kualitas mangrove, dan lebih detail
terungkap, misalnya kajian tingkat stress mangrove hanya dapat dilakukan pada
data hiperspektral. Keragaman mangrove dapat memberikan informasi mengenai
ekosistem mangrove secara keseluruhan, informasi keragaman ini hanya dapat
diperoleh menggunakan data resolusi spectral dan resolusi spasial yang tinggi.
Informasi mengenai kualitas ekosistem terumbu karang dan keragamannya akan
lebih detail diperoleh dengan hiperspektral dan resolusi spasial yanggi seperti
sendor CASI dan HYMAP
Berikut ini merupakan penjelasan
dari macam-macam jenis citra satelit
·
Satelit Landsat (land satelite)
Citra
Landsat TM merupakan salah satu jenis citra satelit penginderaan jauh yang
dihasilkan dari sistem penginderaan jauh pasif. Landsat memiliki 7 saluran
dimana tiap saluran menggunakan panjang gelombang tertentu. Satelit landsat
merupakan satelit dengan jenis orbit sunsynkron (mengorbit bumi dengan hampir
melewati kutub, memotong arah rotasi bumi dengan sudut inklinasi 98,2 derajat
dan ketinggian orbitnya 705 km dari permukaan bumi. Luas liputan per scene 185
km x 185 km. Landsat mempunyai kemampuan untuk meliput daerah yang sama pada
permukaan bumi pada setiap 16 hari, pada ketinggian orbit 705 km (Sitanggang,
1999 dalam Ratnasari, 2000). Fungsi dari satelit landsat adalah untuk pemetaan
penutupan lahan, pemetaan penggunaan lahan, pemetaan tanah, pemetaan geologi,
dan pemetaan suhu permukaan laut.
Salah satu contoh citra
satelit Landsat
·
Satelit SPOT (systeme pour I’observation de la terre)
Merupakan satelit milik perancis
yang mengusung pengindera HRV (SPOT1,2,3,4) dan HRG (SPOT5). Satelit ini
mengorbit pada ketinggian 830 km dengan sudut inklinasi 80 derajat. satelit
SPOT memiliki keunggulan pada sistem sensornya yang membawa dua sensor identik
yang disebut HRVIR (haute resolution visibel infrared). Masing-masing sensor
dapat diatur sumbu pengamatanya kekiri dan kekanan memotong arah lintasan
satelit merekam sampai 7 bidang liputan. Fungsi dari satelit SPOT adalah untuk
akurasi monitoring bumi secara global.
Salah
satu contoh citra satelit SPOT
·
Satelit ASTER (advanced spaceborne emission and reflecton
radiometer)
Satelit yang dikembangkan negara
Jepang dimana sensor yang dibawa terdiri dari VNIR, SWIR, dan TIR. Satelit ini
memiliki orbit sunshyncronus yaitu orbit satelit yang menyelaraskan pergerakan
satelit dalam orbit presisi bidang orbit dan pergerakan bumi mengelilingi
matahari, sedemikian rupa sehingga satelit tersebut akan melewati lokasi
tertentu di permukaan bumi selalu pada waktu lokal yang sama setiap harinya.
Ketinggian orbitnya 707 km dengan sudut inklinasi 98,2 derajat.
Salah satu contoh citra satelit ASTER
·
Satelit QUICKBIRD
Merupakan satelit resolusi tinggi
dengan resolusi spasial 61 cm, mengorbit pada ketinggian 450 km secara sinkron
matahari, satelit ini memiliki dua sensor utama yaitu pankromatik dan
multispektral. Quickbird diluncurkan pada bulan oktober 2001 di California, AS.
Quickbird memiliki empat saluran (band). Fungsi dari satelit QUICKBIRD adalah
untuk mendukung aplikasi kekotaan, pengenalan pola permukiman, perluasan daerah
terbangun, menyajikan variasi fenomena yang tekait dengan kota, dan untuk lahan
pertanian, terkait dengan umur, kesehatan, dan kerapatan tanaman semusim,
sehingga seringkali dipakai untuk menaksir tingkat produksi secara regional.
Salah satu contoh citra satelit
QUICKBIRD
·
Satelit IKONOS
Ikonos adalah satelit resolusi
spasial tinggi yang diluncurkan bulan september 1999. merekam data
multispektral 4 kanal pada resolusi 4 m. Ketinggian orbitnya 681 km. Citra
resolusi tinggi sangat cocok untuk analisis detil, misalnya wilayah perkotaan
tapi tidak efektif apabila digunakan untuk analisis yang bersifat regional.
Fungsi dari satelit IKONOS adalah untuk pemetaan topografi dari skala kecil
hingga menengah, menghasilkan peta baru, memperbaharui peta topografi yang
sudah ada, dan mengoptimalkan penggunaan pupuk dan herbisida.
Salah satu contoh citra satelit IKONOS
·
Satelit ALOS
Jepang menjadi salah satu negara
yang paling inovatif dalam pengembangan teknologi satelit penginderajaan jarak
jauh setelah diluncurkannya satelit ALOS (Advaced Land Observing Satellite)
pada tanggal 24 Januari 2006. ALOS adalah satelit pemantau lingkungan yang bisa
dimanfaatkan untuk kepentingan kartografi, observasi wilayah,pemantauan bencana
alam dan survey sumber daya alam.
Salah satu contoh citra satelit ALOS
·
Satelit GeoEye
GeoEye-1 merupakan Satelit pengamat
Bumi yang pembuatannya disponsori oleh Google dan National
Geospatial-Intelligence Agency (NGA) yang diluncurkan pada 6 September 2008
dari Vandenberg Air Force Base, California, AS. Satelit ini mampu memetakan
gambar dengan resolusi gambar yang sangat tinggi dan merupakan satelit
komersial dengan pencitraan gambar tertinggi yang ada di orbit bumi saat ini.
Salah satu contoh citra satelit geoeye
·
Satelit WorldView
Satelit World View-2 adalah satelit
generasi terbaru dari Digital globe yang diluncurkan pada tanggal 8 Oktober
2009. Citra Satelit yang dihasilkan selain memiliki resolusi spasial yang
tinggi juga memiliki resolusi spectral yang lebih lengkap dibandingkan produk
citra sebelumnya. Resolusi spasial yang dimiliki citra satelit WorldView-2 ini
lebih tinggi, yaitu : 0.46 m – 0.5 m untuk citra pankromatik dan 1.84 m untuk
citra multispektral. Citra multispektral dari World View-2 ini memiliki jumlah
band sebanyak 8 band, sehingga sangat memadai bagi keperluan analisis-analisis
spasial sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Salah satu contoh citra satelit world view
·
Satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric
Administration)
Satelit NOAA merupakan satelit
meterologi generasi ketiga milik ”National Oceanicand Atmospheric
Administration” (NOAA) Amerika Serikat. Munculnya satelit ini untukmenggantikan
generasi satelit sebelumnya, seperti seri TIROS (Television and Infra Red
Observation Sattelite, tahun 1960-1965) dan seri IOS (Infra Red Observation Sattelite,tahun
1970-1976). Konfigurasi satelit NOAA adalah pada ketinggian orbit 833-870
km,inklinasi sekitar 98,7 ° – 98,9 °, mempunyai kemampuan mengindera suatu daerah
2 x dalam 24 jam (sehari semalam).
Seri NOAA ini dilengkapi dengan 6 (enam) sensor utama, yaitu :
1. AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer);
2. TOVS (Tiros Operational Vertical Sonde);
3. HIRS (High Resolution Infrared Sounder (bagian dari TOVS);
4. DCS (Data Collection System)
5. SEM (Space Environtment Monitor);
6. SARSAT (Search And Rescue Satelite System)
Satelit NOAA digunakan untuk membuat peta suhu permukaan laut (Sea Surface Temperature Maps/SST Maps), monitoring iklim, studi El Nino, dan deteksi ars laut untuk memandu kapal-kapal pada dasar laut dengan ikan berlimpah.
Salah satu contoh citra satelit NOAA
Selain dari citra satelit yang
disebtkan di atas, masih ada tiga jenis citra satelit lagi yang sering
digunakan, yaitu Terra, IRS (The Indian Remote Sensing) dan Meteosat.
·
Terra
Terra adalah sebuah citra satelit
yang merupakan sebuah spectrometer citra beresolusi tinggi yang dapat mengamati
tempat yang sama di permukaan bumi setiap hari. Fungsi dari citra satelit ini
adalah untuk pengamatan vegetasi, radiasi permukaan bumi, pendeteksian tutupan
lahan, pendeteksian kebakaran hutan, dan pengkuran suhu permukaan bumi.
Salah satu contoh citra satelit TERRA
·
The Indian Remote Sensing (IRS)
IRS adalah sistem satelit untuk meyediakan informasi manajemen sumberdaya alam yang berharga. Fungsi dari citra satelit ini adalah untu perencanaan perkotaan dan manajemen bencana.
IRS adalah sistem satelit untuk meyediakan informasi manajemen sumberdaya alam yang berharga. Fungsi dari citra satelit ini adalah untu perencanaan perkotaan dan manajemen bencana.
Salah satu contoh citra satelit IRS
·
Meteosat
Meteosat adalah sebuah satelit
geostasioner yang digunakan dalam program meteorologi dunia. Mengamati fenomena
yang relevan bagi ahli meteorologi.
Salah satu contoh citra satelit Meteosat
Dan
ini adalah beberapa sensor inderaja yang bermanfaat dalam bidang kelautan dari
berbagi jenis sensor yang dipergunakan pada satelit. Secara umum sensor
inderaja kelautan dapat dibedakan kedalam 6 golongan sesuai dengan fungsi dan
daerah spektral yang digunakan, yaitu :
1.
Altrimeter.
Alat ini adalah radar (radio
detection and ranging) gelombang mikro yang dapat digunakan untuk mengukur
jarak vertikal antara permukaan bumi dengan wahana antariksa (satelit atau
pesawat terbang). Pengukuran ini dapat menghasilkan topografi dan “kekasaran”
permukaan laut sehingga dapat menduga arus permukaan, dan ketinggian gelombang.
2.
Scatterometer.
Alat ini adalah radar gelombang
mikro yang dapat mengukur kekasaran permukaan laut pada cakupan yang luas di
sebelah kiri dan kanan dari wahana antariksa. Pengukuran dengan alat ini
menghasilkan amplitudo gelombang pendek permukaan yang sebanding dengan angin
permukaan sehingga dapat menduga kecepatan angin yang bertiup di permukaan laut.
3.
Microwave scanner.
Alat ini adalah radiometer yang
mengukur intensitas radiasi yang dikeluarkan oleh laut pada panjang gelombang
mikro. Pengukuran dengan alat ini dapat menghasilkan pendugaan kecepatan
angin permukaan, uap air, tingat hujan, suhu permukaan laut (SPL), dan
penutupan es di kutub.
4.
Synthetic Aperture Radar (SAR).
Alat ini adalah radar gelombang
mikro yang secara elektronik mensintesa sebuah antena dan menghasilkan citra
(image) beresolusi tinggi. Pengukuran dengan alat ini dapat menghasilkan
dugaan kondisi gelombang laut, gelombang bawah permukaan (internal wave),
hujan, batas-batas arus, da lain-lain. Pada perkembangan terakhir alat
ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi gerombolan ikan tuna yang berada di
permukaan laut.
5.
Color scanner.
Alat ini adalah radiometer yang
mengukur intensitas radiasi yang dipantulkan (atau lebih tepatnya dipencarkan
kembali) oleh laut pada daerah spektral sinar tampak dan inframerah dekat.
Pengukuran dengan menggunakan alat ini menghasilkan citra warna air laut
(ocean color) dari mana dapat diduga kandungan klorofil permukaan laut (yang
selanjutnya dapat diturunkan ke produktifitas primer dan produktifitas ikan),
kandungan sedimen di kolom air laut permukaan, dan kondisi terumbu karang.
6.
Infrared scanner.
Alat ini adalah radiometer yang
mengukur intensitas radiasi yang dikeluarkan oleh permukaan laut pada daerah
spektral sinar inframerah. Pengukuran dengan menggunakan alat ini
terutama menghasilkan dugaan suhu permukaan laut yang selanjutnya dapat
digunakan untuk meneliti berbagai proses di laut yang diindikasikan oleh suhu
permukaan laut.
0 komentar:
Posting Komentar