Selasa, 21 April 2015

TERAPAN PENGINDERAAN JAUH DAN SIG DALAM SEDIMENTASI




BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Sedimentasi merupakan proses pembentukan sedimen atau endapan, atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan atau akumulasi dari material pembentuk atau asalnya pada suatu tempat.
 Proses sedimentasi umumnya terjadi pada daerah pantai yang mengalami erosi karena material pembentuk pantai terbawa arus ke tempat lain dan tidak kembali ke lokasi semula. Material yang terbawa arus tersebut akan mengendap di daerah yang lebih tenang, seperti muara sungai, teluk, pelabuhan, dan sebagainya, sehingga mengakibatkan sedimentasi di daerah tersebut. Terjadinya sedimentasi tersebut juga berpengaruh terhadap perubahan bentuk garis pantai.
 Wilayah pesisir merupakan lingkungan yang dinamis, unik dan rentan terhadap perubahan lingkungan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pesisir antara lain adalah aktivitas di daratan, pertumbuhan penduduk, perubahan iklim, peningkatan permintaan akan ruang dan sumberdaya, serta dinamika lingkungan pantai. Disamping itu perairan pesisir dipengaruhi oleh interaksi dinamis antara masukan air dari lautan (ocean waters) dan air tawar (freshwater).Berbagai macam aktivitas manusia yang dilakukan baik di daratan maupun di lautan juga mendorong terjadinya perubahan lingkungan di wilayah pesisir.
Secara umum teknik penginderaan jauh (inderaja) merupakan suatu cara untuk mendapatkan atau mengumpulkan informasi mengenai suatu objek tanpa menyentuh atau melakukan kontak fisik langsung dengan objek yang sedang diamati.
Penginderaan Jauh (remote sensing) merupakan suatu teknologi yang mampu melakukan pemantauan dan identifikasi segala macam hal yang ada di permukaan bumi melalui citra satelit maupun foto udara yang diolah dengan menggunakan fasilitas Sistem Informasi Geografis (SIG). Aplikasi Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh semakin berkembang luas, mulai dari analisis dan modeling dari data-data spasial hingga inventarisasi dan pengolahan data yang sederhana. Aplikasi SIG dan penginderaan jauh diharapkan akan sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam model hidrologi ANSWERS terutama untuk membantu dalam memperoleh masukan atau input data serta dapat memetakan penyebaran kelas erosi dan sedimentasi.
1.2         Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.             Untuk mengetahui lebih dalam tentang Terapan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis dalam Sedimentasi.
2.             Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar Penginderaan Jarak Jauh sebagai salah satu syarat guna menempuh Ujian Tengah Semester (UTS) Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Bengkulu
 BAB II
PEMBAHASAN
2.1         Pengertian Sedimentasi
Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut-mulut sungai adalah hasil dan proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai, sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin. sedimentasi dapat dibedakan: a.sedimentasi air terjadi di sungai. b.sedimentasi angi biasanya disebut sedimentasi aeolis c.sedimentasi gletser mengahasilkan drumlin,moraine,ketles,dan esker.
Macam-macam Sedimentasi :
a.      Sedimentasi oleh Air
Lumpur dan material lain hasil erosi yang diangkut oleh aliran air akan diendapkan ke tempat yang lebih rendah. Tempat pengendapan itu adalah: dataran rendah, waduk, situ, danau, muara sungai, tepi pantai dan dasar laut.
Danau, waduk, situ, dan rawa akan menjadi dangkal dan akhirnya punah bila terus menerus diendapi lumpur hasil erosi. Apa yang harus dilakukan agar ketiga penampungan air tersebut bisa lestari dan tidak punah? 
Apa yang terjadi bila lumpur dan material lain hasil erosi air itu diendapkan di muara sungai atau di tepi pantai? Endapan lumpur tersebut akan membentuk delta dan gosong pasir.Delta merupakan daratan di muara sungai yang dibentuk oleh endapan sungai. Sedangkan gosong pasir adalah gundukan pasir (dan tanah) di tepi pantai yang menyembul di permukaan laut bila air laut sedang surut dan tenggelam kembali bila laut sedang pasang. 
Bila lumpur dan material lain hasil erosi terbawa air sungai hingga ke laut, maka gelombang laut akan mencampakkan kembali sebagian material hasil erosi ke pantai. Ujudnya berupa tanggul pantai. Air tanah di tanggul pantai umumnya berupa air tawar, walaupun di sekitarnya air tanahnya asin. 

b.      Sedimentasi oleh Angin
         Material hasil erosi yang diangkut oleh angin akan diendapkan dalam beberapa ujud (kenampakan), yaitu: Tanah loss. Debu yang dibawa oleh angin dari gurun pasir akan mengendap disekitar gurun dan membentuk tanah loss.
Tanah ini sangat subur dan baik untuk pertanian, bila cukup air. Bukit-bukit pasir (Sand dunes), yaitu gumuk pasir di tepi pantai hasil endapan angin.

c.       Sedimentasi oleh gletser
Pada saat bongkah-bongkah es (gletser) meluncur, maka akan mengikis tanah/batuan yang dilewatinya dan diendapkan di bagian bawah (lembah). Endapan tersebut disebut morain. 



2.2         Pengertian Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh (atau disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal atau alat lain. Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan bumi, satelit cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa yang memantau planet dari orbit. Inderaja berasal dari bahasa Inggris remote sensing, bahasa Perancis télédétection, bahasa Jerman fernerkundung, bahasa Portugis sensoriamento remota, bahasa Spanyol percepcion remote dan bahasa Rusia distangtionaya. Di masa modern, istilah penginderaan jauh mengacu kepada teknik yang melibatkan instrumen di pesawat atau pesawat luar angkasa dan dibedakan dengan penginderaan lainnya seperti penginderaan medis atau fotogrametri. Walaupun semua hal yang berhubungan dengan astronomi sebenarnya adalah penerapan dari penginderaan jauh (faktanya merupakan penginderaan jauh yang intensif), istilah "penginderaan jauh" umumnya lebih kepada yang berhubungan dengan teresterial dan pengamatan cuaca.

Penginderaan Jauh Menurut Para Ahli
·         American Society of Photogrammetry 
Penginderaan jauh merupakan pengukuran atau perolehan informasi dari beberapa sifat objek atau fenomena, dengan menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji.
·         Avery 
Penginderaan jauh merupakan upaya untuk memperoleh, menunjukkan (mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan sensor pada posisi pengamatan daerah kajian.
·         Campbell 
Penginderaan jauh adalah ilmu untuk mendapatkan informasi mengenai permukaan bumi seperti lahan dan air dari citra yang diperoleh dari jarak jauh.
·         Colwell 
Penginderaaan Jauh yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada objek di permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas atau jauh dari objek yang diindera.
·         Curran 
Penginderaan Jauh yaitu penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi yang berguna.
·         Lillesand dan Kiefer  
Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, wilayah, atau gejala yang dikaji.
·         Lindgren 
Penginderaan jauh yaitu berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi.
·         Welson Dan Bufon 
Penginderaan jauh adalah sebagai suatu ilmu, seni dan teknik untuk memperoleh objek, area dan gejala dengan menggunakan alat dan tanpa kontak langsung dengan objek, area dan gejala tersebut.

2.3         Pengertian SIG
Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.
Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi.

Manfaat SIG di berbagai bidang :

a)             Manajemen Tata Guna Lahan

Pemanfaatan dan penggunaan lahan merupakan bagian kajian geografi yang perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan dari berbagai segi. Tujuannya adalah untuk menentukan zonifikasi lahan yang sesuai dengan karakteristik lahan yang ada. Misalnya, wilayah pemanfaatan lahan di kota biasanya dibagi menjadi daerah pemukiman, industri, perdagangan, perkantoran, fasilitas umum,dan jalur hijau. SIG dapat membantu pembuatan perencanaan masing-masing wilayah tersebut dan hasilnya dapat digunakan sebagai acuan untuk pembangunanutilitas-utilitas yang diperlukan. Lokasi dari utilitas-utilitas yang akan dibangun di daerah perkotaan (urban) perlu dipertimbangkan agar efektif dan tidak melanggar kriteria-kriteria tertentuyang bisa menyebabkan ketidakselarasan. Contohnya, pembangunan tempat sampah. Kriteria-kriteria yang bisa dijadikan parameter antara lain: di luar area pemukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan air, berjarak 5 meter dari jalan raya, dan sebagainya. Dengan kemampuan SIG yang bisa memetakan apa yang ada di luar dan di dalam suatu area, kriteria-kriteriaini nanti digabungkan sehingga memunculkan irisan daerah yang tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat sesuai dengan seluruh kriteria. Di daerah pedesaan (rural) manajemen tata guna lahan lebih banyak mengarah ke sektor pertanian. Dengan terpetakannya curah hujan, iklim, kondisitanah, ketinggian, dan keadaan alam, akan membantu penentuan lokasi tanaman, pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses pengolahan lahannya. Pembangunan saluran irigasi agar dapat merata dan minimal biayanya dapat dibantu dengan peta sawah ladang, peta pemukiman penduduk, ketinggian masing-masing tempat dan peta kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan pemasaran hasil pertanian dapat terbantu dengan memanfaatkan peta produksi pangan, penyebarankonsumen, dan peta jaringan transportasi. Selain untuk manajemen pemanfaatan lahan, SIG juga dapat membantu dalam hal penataan ruang. Tujuannya adalah agar penentuan pola pemanfaatan ruang disesuaikan dengan kondisi fisik dan sosial yang ada, sehingga lebih efektif dan efisien. Misalnya penataan ruang perkotaan, pedesaan, permukiman,kawasan industri, dan lainnya.

b)            Inventarisasi sumber daya alam

Secara sederhana manfaat SIG dalam data kekayaan sumber daya alamialah sebagai berikut:
·         Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, misalnya minyak bumi, batubara, emas, besi dan barang tambang lainnya.
·         Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan, misalnya:
o   Kawasan lahan potensial dan lahan kritis;
o   Kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak;
o   Kawasan lahan pertanian dan perkebunan;
o   Pemanfaatan perubahan penggunaan lahan;
o   Rehabilitasi dan konservasi lahan.
c)             Untuk pengawasan daerah bencana alam
Kemampuan SIG untuk pengawasan daerah bencana alam, misalnya:
·         Memantau luas wilayah bencana alam;
·         Pencegahan terjadinya bencana alam pada masa datang;
·         Menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana;
·         Penentuan tingkat bahaya erosi;
·         Prediksi ketinggian banjir;
·         Prediksi tingkat kekeringan.

d)            Bagi perencanaan Wilayah dan Kota

·         Untuk bidang sumber daya, seperti kesesuaian lahan pemukiman, pertanian, perkebunan, tata guna lahan, pertambangan dan energi, analisis daerah rawan bencana.

·         Untuk bidang perencanaan ruang, seperti perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan kawasan industri, pasar, kawasan permukiman, penataan sistem dan status pertahanan.

·         Untuk bidang manajemen atau sarana-prasarana suatu wilayah, seperti manajemen sistem informasi jaringan air bersih, perencanaan dan perluasan jaringan listrik.

·         Untuk bidang pariwisata, seperti inventarisasi pariwisata dan analisis potensi pariwisata suatu daerah.

·         Untuk bidang transportasi, seperti inventarisasi jaringan transportasi publik, kesesuaian rute alternatif, perencanaan perluasan sistem jaringan jalan, analisis kawasan rawan kemacetan dan kecelakaaan.

·         Untuk bidang sosial dan budaya, seperti untuk mengetahui luas dan persebaran penduduk suatu wilayah, mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya, pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan pada suatu kawasan, pendataan dan pengembangan pemukiman penduduk, kawasan industri, sekolah, rumah sakit, sarana hiburan dan perkantoran.

2.4         Terapan Penginderaan Jauh dan SIG dalam sedimentasi

Sedimentasi dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya iklim, vegetasi penutup tanah topografi, dan jenis tanah. Pengaruh iklim terhadap erosi dapat dikelompokan menjadi dua bagian yaitu pengaruh secara langsung dan tidak langsung. Pengaruh langsung ditunjukan oleh tenaga kinetis air hujan. Sedangkan pengaruh tidak langsung ditentukan melalui pengaruh iklim terhadap pertumbuhan vegetasi.

SIG diberbagai bidang sampai saat ini semakin jauh berkembang. Beberapa hal yang menjadi alasan bahwa konsep dan aplikasi SIG sangat menarik untuk digunakan dalam berbagai bidang ilmu yaitu SIG sangat efektif, dapat digunakan sebagai alat bantu, mampu menguraikan unsur-unsur yang terdapat di permukaan bumi ke dalam bentuk beberapa layer atau coverage data spasial, memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial dan bentuk atribut-atributnya serta dapat menurunkan data-data secara otomatis tanpa keharusan untuk melakukan interpretasi secara manual.
SIG dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu diantaranya yaitu dalam bidang perencanaan (perencanaan pemukiman, transmigrasi, perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan kota, perencanaan lokasi dan relokasi industri, pasar, pemukiman), bidang kependudukan atau demografi, bidang lingkungan dan pemantauannya (pencemaran sungai, danau, laut,  evaluasi pengendapan lumpur atau sedimen baik di sekitar danau, sungai/pantai, permodelan pencemaran udara, limbah berbahaya), bidang sumberdaya alam (inventarisasi manajemen dan kesesuaian lahan untuk pertanian, perkebunan, kehutanan, perencanaan, tata guna lahan, analisa daerah rawan bencana alam) dan lain sebaginya.
Penggunaan data penginderaan jauh semakin populer dalam berbagai aplikasinya. Ada enam alasan mengapa penginderaan jauh semakin populer yaitu:
1.      Citra menggambarkan obyek dan daerah yang mirip ujudnya dengan yang ada di permukaan bumi;
2.      Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensi;
3.      Karakteristik obyek yang tampak oleh mata dapat diujudkan dalam bentuk citra;
4.      Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara terestrial;
5.      Citra merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana;
6.      Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek sehingga memungkinkan untuk pemantauan suatu daerah.
Salah satu bentuk aplikasi penginderaan jauh adalah untuk menentukan bentuk-bentuk penutupan lahan yang dapat dilakukan dengan menggunakan teknik tertentu. Salah satu teknik dalam menentukan bentuk penutupan lahan adalah dengan menggunakan cara klasifikasi citra. Klasifikasi citra merupakan serangkaian tugas untuk merubah data digital menjadi kelas tertentu yang khas dan dapat memberikan informasi.
Keterkaitan SIG dan penginderaan jauh adalah sebagai berikut, informasi yang diturunkan dari analisis citra penginderaan jauh dilakukan untuk diintegrasikan dengan data yang disimpan dalam bank data SIG. Tujuan utama integrasi penginderaan jauh dan SIG berasal dari ahli penginderaan jauh. Keinginan ini ditunjukkan dalam pertumbuhan jumlah sistem analisis citra digital berkapasitas kecil dengan kemampuan SIG. Biasanya masukkan dari data penginderaan jauh (data rekaman) pada sistem SIG harus dilengkapi dengan intervensi manusia pada analisisnya.
Dalam klasifikasi dan ketepatan letak, analisis data penginderaan jauh lebih kasar dibandingkan klasifikasi yang dibutuhkan oleh para pengguna SIG. Hal ini disebabkan ukuran piksel dari data penginderaan jauh lebih kasar dari yang dibutuhkan di dalam sistem informasi geografis. Meskipun pengenalan pola dengan komputer memenuhi persyaratan beberapa kategori tematik, masalah dasar untuk sistem integrasi otomatis terletak pada perbedaan-perbedaan yang ada antara konteks spasial citra yang diperlukan interpretasi visual. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa dalam perkembangan integrasi penginderaan jauh dan SIG adalah estimasi bahwa aliran data memiliki arah (dari sistem analisis penginderaan jauh ke sistem informasi geografis) yang sama. Aliran yang sebaliknya tidak diinginkan, tetapi juga realistis diperlukan dalam analisis penginderaan jauh. Hambatan utama terhadap pendekatan ini adalah biaya untuk membuat basis data digital SIG, tetapi hal tersebut dapat ditekan dengan cara peningkatan dan perbaikan tersedianya perangkat keras dan perangkat lunak serta peta-peta digital yang telah tersedia dalam bentuk digital.

2.5         Metode Analisis Terapan Penginderaan Jauh dan SIG dalam Sedimentasi

Tahap atau kegiatan merubah hasil keluaran atau output model ANSWERS berupa angka kembali menjadi bentuk peta/data raster dapat dilihat dalam diagram alir berikut ini:


Gambar: Proses pemetaan penyebaran nilai erosi dan sedimen

Langkah awal dalam memetakan kembali hasil output atau keluaran model adalah dengan melakukan pengelompokan nilai erosi dan sedimen pada setiap elemen menurut identitasnya yaitu nomor baris dan kolom. Pengkelasan nilai erosi dan sedimen dilakukan karena output model menghasilkan nilai erosi dan sedimen yang berbeda pada masing-masing elemen, sehingga untuk memudahkan merubah hasil output menjadi bentuk peta raster (image) maka nilai erosi dan sedimen disusun menjadi beberapa kelas. Pembagian kelas erosi dan sedimen dilakukan berdasarkan batas nilai terbesar dan terkecil yang dihasilkan.

Tabel: berikut merupakan pengkelasan nilai erosi dan sedimen.
No.
Hasil Prediksi Kelas
Nilai
(Ton/Ha)
1.
Sedimen
1
0 – 0,5
2
0,5 – 1
3
.>1
2.
Erosi
1
0 – 0,5
2
0,5 – 1
3
0,5 – 1
4
1 – 5
5
>10

Proses pengelompokan elemen berdasarkan masing-masing parameter serta pengkelasan nilai erosi dan sedimen dilakukan di dalam format excel files, selanjutnya dilakukan perubahan nama file menjadi bentuk MS-DOS. Bentuk format file MS-DOS selanjutnya akan dapat terbaca di dalam software ERDAS menjadi bentuk ASCII Raster melalui proses import. Import di dalam Output/Keluaran Model ANSWERS Pengelompokan Hasil Keluaran Pengkelasan Nilai Erosi dan Sedimen Perubahan File (Text File) (Excel File) Import Menjadi Bentuk Image ERDAS (Raster File) Peta Penyebaran Kelas Erosi dan Sedimen ERDAS merupakan suatu proses untuk merubah suatu data dalam bentuk format tertentu (misalnya GRID, Arc Coverage, ASCII Raster) menjadi bentuk image. ASCII Raster merupakan sebuah format yang tersusun sebagai kumpulan angka. Tahap pengubahan format file ASCII Raster ke dalam bentuk format image memiliki ketentuan atau susunan bentuk file berupa BSQ dengan tipe data berupa decimal dan tipe output data berupa float. Setelah semua ketentuan atau persyaratan terpenuhi maka akan dihasilkan tampilan berupa peta dalam bentuk image.

2.6         Contoh Hasil Penelitian yang Sudah Ada
Aplikasi Sistem Informasi Geografis (Sig) dan Penginderaan Jauh Untuk Model Hidrologi Answers Dalam Memprediksi Erosi Dan Sedimentasi (Studi Kasus: Dta Cipopokol Sub Das Cisadane Hulu, Kabupaten Bogor).
  
BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
·         Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan.
·         Keterkaitan SIG dan penginderaan jauh adalah sebagai berikut, informasi yang diturunkan dari analisis citra penginderaan jauh dilakukan untuk diintegrasikan dengan data yang disimpan dalam bank data SIG. Tujuan utama integrasi penginderaan jauh dan SIG berasal dari ahli penginderaan jauh.

3.2         Saran
·         Sebaiknya sebelum mengamati metode analisis terapan penginderaan jauh dalam Sedimentasi disarankan untuk membaca dan memahami tinjauan pustaka tentang terfokus pada topik pembahasan.
·         Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, masih perlu diperbaiki, diharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kebaikan dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Arini, Diah Irawati Dwi. 2005. Aplikasi Sistem Informasi Geografis (Sig) dan Penginderaan Jauh Untuk Model Hidrologi Answers dalam Memprediksi Erosi dan Sedimentasi. Skripsi. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Sidik, Khusnul. 2013. Pengertian Sedimentasi dan Macamnya. (onine), (http://zonangelmu.blogspot.com/2013/01/pengertian-sedimentasi-danmacamnya.html, diakses tanggal 21 Oktober 2013)

Witanto, Beni Iriawan. 2004. Penerapan Penginderaan Jauh untuk Mendeteksi Sedimentasi Pantai. Skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

__________________. 2004. Penerapan Penginderaan Jauh untuk Mendeteksi Sedimentasi Pantai. (online), (http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/22581, diakses tanggal 21 Oktober 2013).

http://id.wikipedia.org/wiki/Penginderaan_jauh, diakses tanggal 18 Oktober 2013

http://id.wikipedia.org/wiki/Sedimentasi, diakses tanggal 18 Oktober 2013


0 komentar:

Posting Komentar

 

Afti Ayu Putri Sinurat Template by Ipietoon Cute Blog Design